Dinas Kesehatan Maros baru-baru ini mengukuhkan 28 pelajar sebagai Duta Tuberkulosis (TB) Sipakatau. Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk memberdayakan remaja dalam kampanye pencegahan dan penanganan penyakit TB di Kabupaten Maros.
Pengukuhan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya TB dan pentingnya deteksi dini. Dalam proses pemilihan, setiap Puskesmas di 14 kecamatan di Kabupaten Maros mengusulkan dua remaja yang dianggap memiliki potensi sebagai agen perubahan.
Proses Seleksi Duta TB dan Pelatihan
Pemilihan duta TB ini dilakukan secara sistematis, di mana Puskesmas melakukan seleksi internal. Masing-masing Puskesmas berperan dalam menentukan calon duta dari kelompok remaja binaan. Hal ini diperjelas oleh Kepala Dinas Kesehatan setempat, yang menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam program ini.
Setelah terpilih, para duta mengikuti pelatihan intensif. Mereka dibekali berbagai materi seputar gejala penyakit TB, pencegahan, serta advokasi kesehatan. Pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan mereka menjadi edukator yang handal di kalangan teman sebaya. Dengan pemahaman yang kuat, mereka diharapkan mampu melawan stigma negatif yang sering kali melekat pada penderita TB.
Data Kasus TBC di Maros dan Harapan ke Depan
Data dari Dinas Kesehatan Maros mencatat bahwa selama enam bulan pertama tahun ini terdapat 475 kasus TB, dengan Kecamatan Lau menjadi yang tertinggi. Target ambisius juga dicanangkan oleh Dinkes, dengan capaian 90 persen penemuan kasus serta tingkat kesembuhan yang sama. Ini menunjukkan adanya keseriusan dalam penanganan masalah kesehatan masyarakat ini.
Salah satu Duta TB dari Kecamatan Bantimurung, yang terpilih melalui proses seleksi ketat, menyatakan kebanggaannya. Ia bertekad untuk membawa perubahan dengan cara mengedukasi teman-teman sebaya mengenai pentingnya deteksi dini dan bahaya penyakit ini. Peran aktif remaja dalam kampanye ini sangat diharapkan untuk menciptakan lingkungan yang lebih sadar akan kesehatan.
Dengan program ini, diharapkan para duta tidak hanya menjadi agen penyebar informasi, tetapi juga panutan dalam menerapkan hidup sehat di lingkungan mereka. Aktivitas mereka akan menjadi contoh nyata bagi yang lainnya untuk peduli terhadap kesehatan dan reformasi stigma di masyarakat.