Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan (Polipangkep) beserta dua perguruan tinggi lainnya berhasil meraih prestasi nasional melalui program Skema EMAS (Ekosistem Mandiri dan Sejahtera). Prestasi ini mencerminkan dedikasi dalam pengembangan sumber daya dan penerapan teknologi tepat guna di sektor pertanian.
Tidak bisa dipungkiri, limbah pertanian sering kali menjadi masalah di berbagai daerah. Dalam program ini, tim menghadirkan solusi inovatif dengan memanfaatkan limbah seperti sabut kelapa dan kulit manggis menjadi zat pewarna alami. Pertanyaan muncul, seberapa besar potensi limbah pertanian jika diolah dengan tepat?
Pemanfaatan Limbah Pertanian menjadi Zat Pewarna Alami
Program diseminasi ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang potensi besar dari limbah pertanian. Menggunakan biji alpukat dan kulit manggis sebagai bahan baku zat pewarna alami telah menjadi tren yang kian menguat. Kegiatan ini tidak hanya menciptakan produk bernilai tinggi, tetapi juga memberi dampak positif terhadap lingkungan.
Kegiatan ini berlangsung dalam bentuk Bimtek yang dilaksanakan di Kantor PKK Provinsi Sulawesi Selatan. Dr. Zulfitriany Dwiyanti Mustaka, Ketua Tim Katalisator dan Kepala Unit Penunjang Akademik, memberikan pelatihan langsung. Dalam sesi ini, para peserta didorong untuk menciptakan produk ramah lingkungan sehingga bisa memasuki pasar fashion yang semakin diminati.
Strategi Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan
Penerapan teknologi yang ramah lingkungan adalah kunci untuk mengatasi permasalahan limbah pertanian. Melalui pelatihan yang telah dilaksanakan, peserta diharapkan mendapat pemahaman yang lebih dalam terkait pengolahan bahan. Program Rumah Dilan berperan sebagai inisiator perubahan, memberikan wadah bagi kaum ibu untuk meningkatkan keterampilan serta memberdayakan ekonomi keluarga.
Kegiatan ini berhasil menarik perhatian berbagai pihak, termasuk pengurus PKK, komunitas lokal, dan pelaku UMKM di Kota Makassar. Setelah mengikuti pelatihan, para peserta dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam usaha mereka, sehingga menciptakan peluang ekonomi baru.
Dengan menggandeng berbagai stakeholder, program ini diharapkan dapat menjadi model yang bisa diterapkan di daerah lain. Sinergi antara akademisi, pelaku riset, dan masyarakat menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan. Setiap limbah yang selama ini dianggap sampah, memiliki potensi untuk menjadi sumber daya yang berharga.
Hasil dari kegiatan ini ditargetkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta pelestarian lingkungan. Dengan pemanfaatan teknologi sederhana, harapan untuk menghasilkan produk yang berkualitas sambil tetap menjaga aspek kelestarian tidaklah mustahil untuk dicapai.
Secara keseluruhan, program ini menjadi langkah awal bagi pengembangan lebih lanjut dalam industri kreatif berbasis sumber daya lokal. Pendidikan dan keterampilan yang diperoleh selama pelatihan diharapkan menjadi bekal yang bermanfaat bagi para peserta dalam menghadapi tantangan di masa depan.