Perumda Pasar Makassar, — Kerja sama strategis antara Perumda Pasar Makassar dan Bank Sulselbar telah resmi diluncurkan untuk mendorong transformasi digital pembayaran retribusi di pasar tradisional. Program ini ditandai oleh sosialisasi digitalisasi pembayaran non-tunai yang dilakukan pada hari Kamis (19/6/2025).
Dalam era digital ini, semakin banyak pelaku usaha yang beralih ke sistem pembayaran non-tunai. Menurut data terbaru, 70% pedagang masih mengandalkan transaksi tunai, yang dapat mengekspos mereka pada risiko keamanan dan kesalahan pencatatan. Digitalisasi ini bertujuan untuk menjawab tantangan tersebut dan meningkatkan efisiensi transaksi.
Inisiatif Transformasi Digital di Pasar Tradisional
Digitalisasi pembayaran non-tunai merupakan langkah signifikan dalam mengubah cara transaksi di pasar-pasar tradisional. Diawali di dua pasar utama sebagai proyek percontohan, yakni Pasar Niaga Daya dan Pasar Terong, program ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi pengelolaan pasar. Plt Direktur Utama Perumda Pasar Makassar, Ali Gauli Arief, menjelaskan bahwa dengan adanya sistem ini, pengelolaan retribusi pasar akan menjadi lebih baik.
Inisiatif ini didukung oleh Bank Indonesia dan Pemerintah Kota Makassar, yang memberikan dorongan untuk adopsi transaksi non-tunai di sektor perdagangan rakyat. Keberadaan sistem ini memungkinkan pedagang dan pengelola pasar untuk melakukan pembayaran secara lebih aman dan terkendali. Dengan demikian, informasi transaksi dapat tercatat dengan jelas, mengurangi kemungkinan kebocoran dana, dan memperkuat pengawasan.
Strategi Implementasi dan Manfaat Digitalisasi
Dalam proses implementasi, dibentuklah sistem terintegrasi bernama SIBISA (Sistem Informasi Bank Sulselbar Baru Terintegrasi dan Aksesibel). Sistem ini berfungsi sebagai tulang punggung yang memfasilitasi pencatatan dan pembayaran retribusi. Sebagai tambahan, sistem ini mendukung pembayaran menggunakan QRIS Dinamis, menawarkan fleksibilitas bagi pedagang serta pengelola pasar.
Dengan adanya SIBISA, pembayaran retribusi dapat dilakukan dengan mudah baik secara tunai maupun non-tunai, dan tercatat secara real-time. Hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam memantau pembayaran dan mengurangi resiko kesalahan. Kerja sama inovatif ini juga diharapkan dapat membantu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem pengelolaan pasar yang lebih modern dan transparan.
Langkah ini menjadi titik awal dalam memperluas adopsi sistem digital di kalangan pelaku usaha pasar tradisional. Dengan harapan, seluruh pasar di Makassar dapat segera terintegrasi dengan sistem digital dalam waktu dekat, hal ini akan membantu menumbuhkan ekosistem pasar yang lebih sehat dan profesional.
Di tengah tantangan yang dihadapi oleh pasar tradisional, digitalisasi terbukti menjadi solusi tepat untuk mendukung kelangsungan usaha di era modern. Selain itu, langkah ini memberikan peluang baru bagi pelaku usaha untuk meningkatkan performa bisnis mereka. Dengan strategi ini, pelaku usaha juga akan lebih siap menghadapi persaingan di dunia perdagangan yang semakin ketat.
