Makassar – Dibalik geliat perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka menyumbang lebih dari 60% Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap 97% tenaga kerja. Namun, di tengah laju pertumbuhan yang pesat, masih banyak pelaku UMKM yang tertinggal dalam hal pengelolaan keuangan dan pemanfaatan teknologi perpajakan.
Melihat urgensi ini, sekelompok dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Makassar (UNM) turun langsung ke tengah masyarakat. Mereka menyadari bahwa banyak pelaku UMKM belum memahami cara mengelola keuangan dengan baik, apalagi menggunakan teknologi perpajakan yang modern.
Pentingnya Pelatihan Pengelolaan Keuangan untuk UMKM
Kegiatan pelatihan ini diadakan melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) untuk meningkatkan kemampuan UMKM dalam pengelolaan keuangan. Dalam pelatihan tersebut, para pelaku UMKM dikenalkan pada aplikasi perpajakan digital yang bertujuan untuk mempermudah pelaporan pajak. Penggunaan teknologi ini sangat vital agar UMKM tidak ketinggalan dan dapat bersaing dengan pelaku usaha lainnya.
Dalam sesi pelatihan, para peserta diberi penjelasan tentang fitur-fitur yang terdapat dalam aplikasi ini, seperti e-Faktur, e-Bupot, e-Filing, hingga e-Registration. Ini semua adalah langkah-langkah yang dirancang untuk membuat pelaporan pajak menjadi lebih efisien. Menurut data yang diperoleh, ketika UMKM memanfaatkan teknologi, mereka dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan. Pengelolaan keuangan yang jelas akan membentuk landasan yang kokoh bagi pertumbuhan usaha mereka.
Strategi Meningkatkan Daya Saing UMKM Melalui Teknologi
Selain pelajaran mengenai aplikasi digital, pelatihan ini juga berbagi strategi dalam hal pengelolaan keuangan yang efisien. Beberapa tips penting yang dibagikan mencakup cara mengidentifikasi sumber pengeluaran yang tidak perlu dan bagaimana menetapkan anggaran yang realistis. Dengan melakukan perhitungan yang akurat, UMKM dapat memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian.
Lebih dari sekedar teori, pelatihan juga melibatkan praktik langsung. Para peserta diajak untuk menggunakan aplikasi dalam situasi nyata, sehingga mereka dapat merasakan manfaat langsung dari sistem ini. Dukungan dari dosen-dosen yang berpengalaman memberikan rasa percaya diri bagi peserta untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam usaha sehari-hari.
Antusiasme peserta terlihat jelas. Beberapa pelaku UMKM aktif bertanya, berdiskusi, dan membagikan pengalaman tentang kesulitan yang mereka hadapi dalam pencatatan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sangat membutuhkan bimbingan dan dukungan untuk meningkatkan keterampilan mereka.
Lebih penting lagi, pelatihan ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga pembinaan moral bagi pelaku UMKM. Diharapkan, setelah mengikuti pelatihan ini, peserta akan lebih memiliki disiplin dalam hal keuangan. Dengan mengelola keuangan yang lebih baik, UMKM akan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan dan mampu bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
Kegiatan inisiatif ini menunjukkan betapa pentingnya sinergi antara akademisi, pemerintah, dan pelaku usaha dalam mendukung pertumbuhan UMKM. Dengan kolaborasi yang kuat, akan terwujud lingkungan yang kondusif bagi perkembangan usaha kecil dan menengah. Hal ini tidak hanya sekadar memberikan dampak positif bagi UMKM, tetapi juga bagi perekonomian daerah secara keseluruhan.
Untuk itu, ke depannya perlu ada lebih banyak program semacam ini yang difokuskan pada peningkatan kapasitas UMKM. Dan diharapkan pula agar setiap kegiatan yang dilakukan dapat berkesinambungan, sehingga UMKM tidak hanya bertahan, tetapi juga mengalami pertumbuhan yang signifikan dan berkelanjutan.
