Program Koperasi Merah Putih yang digagas pemerintah kini tengah menjadi sorotan tajam dari berbagai kalangan. Center of Economic and Law Studies (CELIOS) memberikan peringatan serius terhadap potensi dampak negatif yang ditimbulkan dari program ini.
Dalam kajian terbaru, CELIOS menegaskan bahwa program ini belum direncanakan dengan matang, menimbulkan risiko bagi stabilitas ekonomi nasional. Apa sebenarnya yang menjadi kekhawatiran mereka? Produk Domestik Bruto (PDB) diprediksi dapat turun secara signifikan seiring dengan implementasi program ini.
Dampak Ekonomi yang Dikhawatirkan
Pada dasarnya, analisis yang dilakukan oleh peneliti ekonomi menunjukkan bahwa program Koperasi Merah Putih berpotensi menurunkan PDB sekitar Rp9,85 triliun. Hal ini bukan angka kecil dan akan berdampak pada pendapatan masyarakat yang bisa terpangkas hingga Rp10,21 triliun. Dalam konteks ini, dampak negatif yang terasa sangat luas, seperti potensi hilangnya lebih dari 824.000 lapangan kerja. Ini menunjukkan bahwa kebijakan yang seharusnya memperbaiki perekonomian, justru dapat berisiko menyebabkan distorsi yang lebih besar.
Data ini tentu menuntut perhatian dari pihak-pihak terkait, terutama pemerintahan yang menginisiasi program ini. Selain itu, penting untuk diperhatikan bahwa banyak koperasi di tingkat desa yang saat ini dikelola dengan kapasitas manajerial yang masih terbatas. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam menjalankan usaha secara efisien.
Pentingnya Perencanaan Matang
Dengan kondisi manajerial yang masih lemah, otomatis koperasi yang ada akan kesulitan dalam mengelola sumber daya yang ada. Ini diungkapkan oleh Dyah Ayu dari CELIOS yang menekankan bahwa tanpa perencanaan yang matang, potensi gagal bayar bisa mencapai Rp85 triliun. Mengingat risiko yang ada, langkah mitigasi harus segera dirumuskan jika program ini tetap ingin dilanjutkan.
Dalam konteks ekonomi global yang sedang menghadapi perlambatan, program ini bukan hanya berisiko di aspek ekonomi, tetapi bisa memperbesar tekanan fiskal dan meningkatkan beban sosial. Menurut Dyah, jika semua ini tidak ditangani dengan serius, Koperasi Merah Putih bisa menjadi masalah baru yang berat untuk ditanggung oleh negara dan masyarakat. Oleh karena itu, kebutuhan untuk menyusun pendekatan berbasis data menjadi sangat krusial untuk memastikan keberlangsungan dan keberhasilan program ini.
Untuk itu, CELIOS mendorong pemerintah agar melakukan evaluasi yang menyeluruh terhadap program ini. Evaluasi harus mencakup aspek perencanaan dan tata kelola, sehingga koperasi yang ada di desa bisa benar-benar menjadi motor penggerak ekonomi yang diharapkan. Dengan demikian, langkah ke depan dalam menjalankan program ini harus difokuskan pada perencanaan dan pengelolaan yang tepat, agar manfaat yang diharapkan dapat dirasakan secara luas oleh masyarakat.