JAKARTA, Pemilihan Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) untuk periode 2025–2028 seharusnya menjadi momen berharga bagi demokrasi, namun kini diselimuti oleh isu-isu yang mempengaruhi integritasnya.
Terlebih, salah satu kandidat, M. Pradana Indraputra, tengah menjadi sorotan terkait dugaan pelanggaran akademik yang besar dan isu kebocoran data pemilih yang meresahkan. Bagaimana isu ini dapat memengaruhi proses pemilihan ini menjadi pertanyaan yang semakin menggelisahkan banyak pihak.
Kecurigaan di Balik Calon Pemimpin
Pradana, yang dikenal sebagai staf Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, kini dihadapkan pada tuduhan serius mengenai plagiarisme disertasi doktoralnya di UI. Skandal ini bukan hanya mengganggu reputasi akademiknya, tetapi juga menimbulkan keraguan mengenai komitmennya pada integritas.
Situasi ini menciptakan pelajaran berharga bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Bagaimana sebuah pelanggaran serius dapat menular ke organisasi alumni? Ini bukan hanya soal satu individu, tetapi mencerminkan tantangan yang lebih luas dalam menjaga integritas akademik. Masyarakat akademis harus mendorong nilai-nilai positif agar dunia pendidikan tidak terjebak dalam pola curang.
Implikasi Kebocoran Data dan Budaya Curang
Tidak hanya dugaan plagiarisme yang menjadi sorotan, tetapi juga kabar adanya kebocoran data pemilih yang diduga melibatkan sekitar 6.000 Nomor Pokok Mahasiswa (NPM). Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai privasi dan keamanan data alumni, serta memperbesar citra buruk terhadap proses demokrasi ini.
Michael Graceson, mahasiswa Magister FH UI, menekankan bahwa isu kebocoran data lebih dari sekadar pelanggaran administratif. Ini adalah sinyal bahwa budaya politik curang mungkin mulai meresap ke dalam ranah demokrasi alumni. Jika situasi ini diabaikan, dapat berakibat fatal bagi masa depan organisasi alumni, apakah kita siap menghadapi konsekuensinya?
Seiring berjalannya proses pemilihan yang melibatkan tujuh calon dan e-voting di aplikasi UI Connect pada 23-24 Agustus 2025, masyarakat berharap agar nilai-nilai integritas dan transparansi dapat dijunjung tinggi. Jika kita ingin melihat perubahan, langkah pertama adalah mengatasi masalah ini dengan kesadaran kolektif. Dalam proses pemilihan, mari kita jaga agar integritas tetap menjadi prioritas utama demi kebaikan bersama.