JAKARTA, Dukungan penuh terhadap pengembangan kakao di Pacitan disampaikan oleh Edhie Baskoro Yudhoyono, seorang wakil rakyat. Langkah ini diharapkan dapat mendorong kemandirian dan ketahanan pangan nasional. Ia mengapresiasi mutu biji kakao lokal yang telah meraih prestasi di berbagai kompetisi, serta berencana untuk meningkatkan produktivitas, hilirisasi, dan ekspor produk kakao agar dapat bersaing di pasar internasional. Menurut Ibas, penguatan sektor kakao diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para petani melalui produk-produk berkualitas yang berdaya saing tinggi.
Edhie Baskoro, Ketua Fraksi di DPR, mengemukakan hal ini saat melakukan tinjauan di perkebunan kakao Desa Gawang, Kabupaten Pacitan, pada 7 Agustus 2025. Saat menyusuri kebun kakao, Ibas menyatakan rasa bangganya atas pencapaian Desa Gawang dalam menghasilkan biji kakao berkualitas tinggi.
Pentingnya Kualitas Biji Kakao
Dalam kunjungannya, Ibas memberi penekanan pada pentingnya kualitas biji kakao. Ia menilai bahwa kualitas yang dihasilkan merupakan buah dari kerja keras masyarakat lokal. “Kualitas biji kakao di Desa Gawang, yang meraih juara dalam berbagai kompetisi, adalah hasil jerih payah seluruh masyarakat di sini. Ini adalah kebanggaan kita bersama,” ujarnya.
Ibas mencoba menyelami pengalaman petani dengan mencicipi buah kakao yang baru dipanen. Dalam suasana akrab dengan petani, ia menggali informasi terkait proses pemanenan. Ia bertanya mengenai potensi hasil panen dari satu pohon dan mendapat penjelasan mengenai penggunaan pupuk organik untuk mendukung pertumbuhan kakao. Hal ini menjadi bukti nyata sinergi antara petani dan wakil rakyat dalam meningkatkan produktivitas tanaman.
Strategi untuk Meningkatkan Produksi Kakao
Perkebunan kakao di Desa Gawang telah ada sejak 2007, dan Ibas menyadari pentingnya keberlanjutan dalam pengelolaan kebun tersebut. “Sudah hampir 20 tahun perjalanan ini, proses manis dan pahitnya telah dirasakan. Kita perlu terus mendukung agar kebun kakao ini semakin subur dan produktif,” tegasnya.
Selama kunjungan, Ibas juga mengamati fasilitas pengeringan yang menggunakan energi matahari, yang merupakan langkah efisien dalam proses pasca-panen. Ia menyoroti bagaimana kakao tidak hanya memiliki nilai ekonomi, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan. Ibas mengaitkan hal ini dengan potensi besar produk kakao Desa Gawang untuk memasuki pasar yang lebih luas.
“Cokelat menjadi sumber energi yang sangat dibutuhkan bagi mereka yang beraktivitas fisik. Dalam kondisi seperti ini, Desa Gawang sangat berpotensi untuk menjadi sentra produksi kakao di Indonesia,” ujarnya.
Dia juga menekankan pentingnya diversifikasi produk kakao dengan mendorong pengembangan bibit unggul dan memberikan pelatihan berkelanjutan bagi para petani. Dalam jejak perkembangan, harga kakao berkualitas dapat mencapai Rp40 ribu hingga Rp180 ribu per kilogram, tergantung pada mutu. “Mari kita bercita-cita agar Pacitan bisa memproduksi cokelat olahan berkualitas tinggi,” tambahnya.
Kemudian, Ibas berbicara mengenai ketahanan pangan sebagai bagian dari program nasional. “Jika ini menguntungkan bagi petani dan pengusaha kakao, tentunya kita harus mendukungnya. Kemandirian pangan dan ekspor juga akan berkontribusi pada pendapatan daerah,” jelasnya. Di sinilah pentingnya peran sektor kakao untuk mencapai keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat.
Di akhir pertemuan dengan petani dan masyarakat, Ibas menyerahkan bantuan pupuk dan sembako sebagai wujud kepedulian. Dengan semuanya, Ia menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat melalui pertanian dan pendidikan.
“Saya ingin Desa Gawang tidak hanya dikenal sebagai produsen kakao terbaik, tetapi juga sebagai desa yang mandiri dan sejahtera,” tuturnya. Pesan ini kami harapkan menjadi semangat bagi semua warga untuk terus berinovasi dan menjaga kualitas hasil pertanian.
Samsuri, salah seorang petani yang terlibat, menyampaikan rasa syukur atas kunjungan tersebut. “Kami mengucapkan terima kasih kepada beliau atas perhatian dan dukungan yang diberikan, semoga membawa berkah dan kemajuan bagi Desa Gawang,” katanya, yang mencerminkan harapan besar akan masa depan kakao di kawasan ini.