• Hubungi Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Kamis, Agustus 14, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Lensapublik.id
  • Home
  • News
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Ekbis
  • Home
  • News
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Ekbis
No Result
View All Result
Lensapublik.id
No Result
View All Result
Home Ekonomi

Harga Beras Naik KSP Soroti Lonjakan hingga 40 Persen di Papua dan Maluku

189 Merek Beras Tidak Sesuai SNI dan HET, Kapolri Ungkap Kerugian Negara Rp100 Triliun

Harga beras di Indonesia mengalami lonjakan yang mengkhawatirkan. Hal ini menjadi sorotan utama bagi berbagai pihak, terutama dalam konteks inflasi pangan yang terus meningkat. Dengan harga yang kini melampaui harga eceran tertinggi (HET) di banyak daerah, isu ini menuntut perhatian serius pemerintah dan masyarakat.

Menurut pengamatan terbaru, variasi harga beras di beberapa zona, khususnya di wilayah timur, menunjukkan adanya ketidakstabilan yang signifikan. Bagaimana kondisi ini bisa terjadi dan apa dampaknya bagi masyarakat?

Kondisi Harga Beras di Berbagai Zona

Di zona 3, yang meliputi Maluku dan Papua, harga beras tercatat melampaui HET hingga 40%. Ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi banyak pihak, karena dampaknya tidak hanya terbatas pada konsumen, tetapi juga berdampak pada perekonomian daerah. Harga jual beras di wilayah ini mencapai Rp40.000 hingga Rp50.000 per kilogram, angka yang sangat tinggi dan tidak terjangkau bagi banyak keluarga.

Selain itu, disparitas harga beras juga terlihat di zona 1 dan 2. Di zona 1, yang meliputi wilayah barat Indonesia, harga beras mengalami selisih sekitar 14% dari HET. Sedangkan di zona 2, yang mencakup wilayah tengah, selisihnya mencapai 13%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada upaya untuk menstabilkan harga, masih terdapat tantangan yang harus dihadapi.

Strategi Penanggulangan Lonjakan Harga

Pemerintah telah mengambil beberapa langkah strategis untuk menghadapi lonjakan harga beras ini. Salah satunya adalah melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Program ini bertujuan untuk menyalurkan beras di daerah-daerah yang mengalami kesulitan. Namun, pelaksanaan program ini masih menghadapi kendala dalam realisasinya, menurut laporan Badan Pangan Nasional.

Agar distribusi beras dapat berjalan lebih efisien, pemerintah berupaya meningkatkan koordinasi antar instansi melalui rapat mingguan daring. Ini diharapkan bisa mempercepat proses penyaluran dan stabilisasi harga. Namun, tantangan tetap ada, mengingat kondisi geografis dan logistik yang berbeda di setiap daerah.

Dengan inflasi pangan yang berpotensi meningkat akibat kenaikan harga beras, masyarakat diharapkan tetap tenang dan bersabar. Pengawasan dan intervensi pemerintah diharapkan dapat memberikan solusi untuk mengatasi masalah ini agar harga beras bisa kembali stabil.

Previous Post

Dukungan Penegakan Hukum atas Dugaan Penyalahgunaan BBM Subsidi di Sulawesi Selatan

Next Post

Perkuat Pertahanan, 6 Kodam Baru di Indonesia yang Diresmikan Prabowo

Kategori

  • Ekbis
  • Ekonomi
  • Nasional
  • News
  • Pendidikan

Recommended

Inpres Pengadaan Jagung Dalam Negeri oleh Prabowo untuk Swasembada dan Ekspor 2025

Inpres Pengadaan Jagung Dalam Negeri oleh Prabowo untuk Swasembada dan Ekspor 2025

OTT Kadis PUPR Sumut KPK Sita Rp2,8 M dan Senjata Api Diduga Terlibat Korupsi Proyek Jalan

KPK Tetapkan 5 Tersangka Korupsi Mesin EDC Termasuk Eks Wadirut dan Pimpinan Bank

Sidebar

Lensapublik.id

© 2025 www.lensapublik.id – Seluruh hak cipta dilindungi undang-undang.

Navigate Site

  • Hubungi Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Ekbis

© 2025 www.lensapublik.id – Seluruh hak cipta dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In