JAKARTA, Komitmen Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina tetap solid. Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI, Sugiat Santoso, menegaskan bahwa sikap keberpihakan Indonesia bukanlah hal baru, melainkan merupakan warisan sejarah yang berlangsung sejak Presiden Soekarno.
Sugiat menyatakan bahwa dukungan terhadap Palestina telah terjalin lama dan tetap terjaga hingga masa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. “Sejak era Bung Karno, posisi kita sudah jelas pro-Palestina. Bahkan saat pelantikan Presiden Prabowo, kami kembali menegaskan komitmen ini secara terbuka,” ungkapnya.
Komitmen Sejarah Pelestarian Sikap Pro-Palestina
Sejarah panjang hubungan Indonesia dan Palestina menjadi poin utama dalam komitmen ini. Dalam berbagai forum internasional, Indonesia selalu berupaya menyuarakan dukungan bagi rakyat Palestina. Hal ini bukan hanya sekadar politik luar negeri, melainkan juga suatu tanggung jawab moral untuk membantu sesama manusia.
Data internasional menunjukkan bahwa dukungan Indonesia sangat diperhitungkan. Melalui berbagai kebijakan, baik dalam bentuk bantuan kemanusiaan maupun upaya diplomasi, Indonesia telah menunjukkan konsistensinya. Persepsi positif dari masyarakat internasional pun menjadi modal sosial bagi Indonesia dalam upaya mencapai stabilitas bagi Palestina.
Dukungan Kemanusiaan dan Respons Terhadap Kebutuhan Mendesak
Dalam pernyataan terbarunya, Sugiat menyampaikan bahwa Komisi XIII siap mendukung langkah pemerintah dalam mengevakuasi sekitar seribu warga Palestina, terutama anak-anak yatim dan mereka yang terluka dalam konflik yang terus berlangsung. “Ini adalah langkah kemanusiaan yang sangat mendesak. Kami akan mendesak agar pemerintah segera mewujudkan rencana evakuasi ini,” tambahnya.
Respons DPR tidak hanya terbatas pada evakuasi. Mereka juga merespons dua permintaan penting dari mahasiswa Palestina yang ada di Indonesia. Permintaan pertama berkaitan dengan perpanjangan izin tinggal, yang hampir habis masa berlakunya. Permintaan kedua adalah dukungan untuk proses naturalisasi bagi warga Palestina yang ingin menjadi warga negara Indonesia. “Kami siap membantu mengurus dokumen yang diperlukan di Imigrasi,” tegas Sugiat.
Dalam suasana yang penuh emosi, perwakilan mahasiswa Palestina menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan yang konsisten dari Indonesia. Mereka berharap agar rencana evakuasi dapat segera dilaksanakan, mengingat kondisi di tanah kelahiran mereka semakin sulit. “Semua orang di sana sedang menderita. Mereka kehilangan rumah, akses terhadap fasilitas dasar, dan keamanan,” ungkap salah satu perwakilan, Raed Alrada.