Maros, Indonesia– Sebanyak 169 grup dari berbagai tingkatan pendidikan berpartisipasi dalam gerak jalan kreasi untuk merayakan HUT ke-80 RI di Kabupaten Maros, pada tanggal 11 Agustus 2025. Acara ini bukan hanya sekadar lomba, tetapi juga sebuah platform untuk mengekspresikan kreativitas dan cinta tanah air.
Peserta terdiri dari anak-anak PAUD, SD, SMP, hingga SMA yang menampilkan beragam kostum menarik. Dari baju adat tradisional hingga kostum profesi dan kreasi unik, setiap peserta membawa nuansa ceria yang meriah. Hal ini memicu rasa ingin tahu: bagaimana sebuah acara sederhana dapat mendatang inspirasi dan keterlibatan dari berbagai kalangan pendidikan?
Pendidikan Melalui Kreativitas dan Antusiasme
Acara ini melibatkan peserta interaktif yang datang dari berbagai jenjang pendidikan. Keterlibatan 75 grup dari tingkat PAUD dan 94 grup dari SD, SMP, hingga SMA menunjukkan bahwa pendidikan di Maros tidak hanya berfokus pada nilai akademik, tetapi juga meningkatkan soft skills seperti kerjasama dan kreativitas. Peserta PAUD dengan kostum baju adat menonjolkan kebudayaan lokal, sementara siswa SD hingga SMA menampilkan kreativitas yang memukau sepanjang rute lomba.
Data dari Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga setempat mencatat beberapa kriteria penilaian, seperti kecepatan gerak, ketegasan pemimpin regu, kekompakan, dan daya kreatif peserta. Kriteria ini tidak hanya menilai kemampuan fisik, tapi juga bagaimana peserta dapat berkolaborasi dan berkreasi secara sinergis. Dengan begitu, acara ini menjadi pembelajaran penting di luar kelas yang akan diingat oleh anak-anak ini hingga dewasa.
Semangat Kebersamaan dan Nurturing Kreativitas di Era Modern
Tentu saja, dengan hadirnya ribuan warga yang menyaksikan gerak jalan ini, suasana karnaval menjadi lebih hidup. Dukungan dari masyarakat sangat penting dalam menguatkan rasa kebersamaan dan cinta terhadap bangsa. Bupati Maros, Chaidir Syam, mengapresiasi upaya ini dengan menghargai antusiasme peserta. “Setiap regu punya ciri khas yang unik, membuktikan anak-anak Maros penuh inovasi,” ujarnya, menegaskan bahwa kegiatan seperti ini membantu membangun karakter peserta.
Pendidikan yang holistik harus meliputi aspek lain di luar akademis, dan acara ini menjadi solusi untuk merangkul sisi kreatif dan inovatif anak-anak. Dengan memahami bahwa pendidikan tidak hanya dari bahan ajar, tetapi juga dari pengalaman, anak-anak dapat belajar untuk lebih berani mengekspresikan diri dan menghadapi tantangan di masa depan. Secara keseluruhan, acara ini menandakan pentingnya kolaborasi antara pendidikan formal dan non-formal dalam menciptakan generasi yang lebih kreatif dan berkarakter.