Dalam upaya menghadapi tantangan ketahanan energi nasional, salah satu perusahaan energi terkemuka telah menciptakan terobosan signifikan dalam produksi migas. Hingga semester I 2025, perusahaan tersebut mencatat produksi mencapai 1,04 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD), yang mencakup 557 ribu barel minyak dan 2.798 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD).
Hasil ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk anggota Komisi DPR yang mengapresiasi langkah strategis dalam memperkuat ketahanan energi. Ini menunjukkan bahwa ketahanan energi bukan hanya sebuah konsep, namun merupakan suatu pencapaian nyata yang dapat diraih melalui eksplorasi dan inovasi yang tepat.
Mengoptimalkan Produksi Migas dengan Teknologi Inovatif
Pencapaian ini didukung oleh berbagai tindakan yang dilakukan dalam enam bulan pertama tahun ini, seperti penyelesaian pengeboran 404 sumur pengembangan dan 628 kegiatan workover. Selain itu, terdapat 18.714 layanan sumur yang berkontribusi pada peningkatan kinerja produksi. Penambahan sumber daya 2C sebesar 804 juta barel setara minyak juga menjadi sorotan, ditambah cadangan terbukti yang mencapai 63 juta MMBOE.
Dengan keberhasilan pengeboran yang terjadi di beberapa lokasi, khususnya di Jawa Barat, perusahaan menunjukkan komitmennya untuk mencapai target produksi yang optimal. Selain itu, judul proyek yang melibatkan teknologi injeksi Enhanced Oil Recovery (EOR) seperti Steamflood dan Simple Surfactant Flood di beberapa lokasi menjadi pendorong utama bagi peningkatan produksi yang berkelanjutan.
Pentingnya Keberlanjutan dan Teknologi Hijau dalam Sektor Energi
Di tengah fokus pada pencapaian produksi, perhatian terhadap kelestarian lingkungan juga menjadi bagian dari strategi perusahaan. Upaya mengevaluasi potensi geologic hydrogen dan pengembangan proyek Carbon Capture Storage (CCS) menunjukkan keseriusan dalam mendukung target penurunan emisi karbon nasional. Dalam rangka mewujudkan target tersebut, perusahaan menargetkan dua hub CCS dengan kapasitas penyimpanan mencapai 7,3 Giga Ton CO₂.
Dari perspektif perekonomian dalam negeri, pencapaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 63,29 persen sampai pertengahan 2025 semakin memperkuat peran perusahaan dalam mendukung industri domestik. Hal ini menandakan upaya tak hanya untuk meningkatkan produksi, tetapi juga untuk memberdayakan perekonomian lokal melalui berbagai proyek yang ada.
Dengan berbagai proyek strategis yang akan memasuki fase produksi pada semester II 2025, perusahaan menunjukkan bahwa fokusnya tak hanya pada peningkatan kapasitas produksi, tetapi juga dalam menjaga keberlanjutan energi untuk masa depan. Dalam kondisi tantangan yang semakin kompleks, perusahaan yakin akan kemampuan Indonesia untuk mencapai kemandirian dalam penyediaan energi, berlandaskan pada prinsip efisiensi, keberlanjutan, dan penguatan kapasitas nasional.
Dengan berbagai pencapaian dan executability yang solid, perusahaan ini tidak hanya berperan dalam menjaga stabilitas produksi migas nasional, tetapi juga sebagai pilar dalam transisi energi Indonesia ke arah yang lebih berkelanjutan.
