• Hubungi Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Jumat, Agustus 15, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Lensapublik.id
  • Home
  • News
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Ekbis
  • Home
  • News
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Ekbis
No Result
View All Result
Lensapublik.id
No Result
View All Result
Home Nasional

Sarifah Minta Komdigi Atasi Masalah Akses Starlink Blank Spot Tanpa Melarang

Sarifah Minta Komdigi Atasi Masalah Akses Starlink Blank Spot Tanpa Melarang

JAKARTA, Rencana pelarangan layanan satelit di Indonesia oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) sedang mendapat perhatian serius. Anggota Komisi I DPR RI, Sarifah Ainun Jariyah, menilai kebijakan tersebut tidak seharusnya diambil secara sepihak tanpa mempertimbangkan kondisi akses internet, terutama di daerah yang tergolong 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).

Politikus dari partai yang mengusung kepentingan rakyat itu menekankan pentingnya pendekatan komprehensif dalam menghadapi perkembangan teknologi. Kehadiran layanan satelit ini, menurutnya, memberikan solusi kepada masalah konektivitas nasional, khususnya di daerah-daerah yang selama ini terabaikan dari infrastruktur telekomunikasi konvensional.

Kepentingan Solusi di Daerah 3T

Dengan layanan yang menawarkan akses internet meski di lokasi-lokasi sulit dijangkau, ini menjadi harapan baru bagi masyarakat yang tinggal di kawasan terpencil. Menurut Sarifah, bahkan daerah sekitar Ibu Kota pun masih terdapat wilayah yang tidak terlayani dengan baik. Ini menunjukkan bahwa masih ada tantangan besar dalam pemerataan akses internet di seluruh negeri.

Dia mengemukakan bahwa layanan satelit hadir untuk mengatasi masalah blank spot di banyak daerah. Sarifah mempertanyakan kebijakan pemerintah yang melarang penggunaannya, terutama di kendaraan, tanpa adanya alternatif yang memadai. “Jika pelarangan memang harus dilakukan, seharusnya kebijakan tersebut diberlakukan sejak awal layanan ini diperkenalkan,” tegasnya. Dia berharap agar pemerintah tidak menyulitkan masyarakat yang membutuhkan akses internet, tanpa menyediakan solusi lebih baik dari itu.

Strategi untuk Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Digital

Lebih lanjut, Sarifah menjelaskan, meskipun layanan ini belum sepenuhnya terjangkau bagi semua lapisan masyarakat, keberadaannya sangat vital bagi mereka yang berada di daerah 3T. Pengusaha, profesional, dan masyarakat yang bekerja di daerah terpencil memerlukan akses komunikasi yang stabil untuk beraktivitas. Pelarangan justru bisa menghambat pertumbuhan ekonomi dan kesempatan bagi mereka.

“Bayangkan saja, di daerah-daerah yang hanya bisa diakses dengan perjalanan darat atau laut berhari-hari; tanpa koneksi internet, bagaimana mereka mengakses pendidikan, layanan kesehatan, dan kegiatan ekonomi digital?” tambahnya. Untuk itu, dia mendesak agar pemerintah perlu fokus pada penyediaan regulasi yang jelas, serta solusi konkret untuk daerah yang mengalami blank spot.

Saat ini, fokus perlu dialihkan dari sekadar pelarangan kepada upaya untuk menciptakan opsi yang lebih baik bagi masyarakat. Selama belum ada alternatif yang dapat diandalkan, proyeksi pelarangan ini berpotensi menjadi kontraproduktif. Sarifah menekankan bahwa pemerataan akses internet harus dicapai melalui sinergi antara berbagai teknologi yang ada, termasuk satelit, fiber optik, dan jaringan seluler.

Dia juga mencatat pentingnya transparansi dalam pembuatan kebijakan terkait penggunaan layanan satelit, termasuk pertimbangan keamanan dan efek sosial yang mungkin ditimbulkan. “Regulasi yang ada harus tegas. Jika layanan ini diizinkan dengan syarat, maka syarat tersebut harus ditegakkan,” ujarnya. Jika tidak, harus ada alternatif nyata yang siap menggantikan keberadaan layanan tersebut.

Sebagai anggota Komisi I DPR RI, Sarifah berjanji akan terus memantau kebijakan-kebijakan di bidang telekomunikasi dan digital untuk memastikan tidak ada keputusan yang menghambat inovasi, terutama yang berdampak negatif bagi masyarakat di daerah terpencil. “Kami akan menggali lebih dalam dialog antara pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mencari solusi yang terbaik, agar teknologi menjadi alat untuk pemerataan, bukan justru memperlebar kesenjangan yang ada,” tutupnya.

Previous Post

Batas Waktu Sepekan Berakhir, Pedagang Kaki Lima Diminta Tinggalkan Kanal

Next Post

Karya Bakti Hubdam XIV bantu Kelurahan Tamparangkeke

Kategori

  • Ekbis
  • Ekonomi
  • Nasional
  • News
  • Pendidikan

Recommended

Perkuat Literasi, Dorong Media Sebagai Penggerak Ekonomi Syariah Nasional

Semarak Sultan ngeRUN QRIS TAP 2025 dan PORSEBANK Plus Resmi di Sulsel

Mahasiswa Unhas dan UNM Laksanakan KKP di Hubdam XIV Hasanuddin Program Kampus Berdampak

Mahasiswa Unhas dan UNM Laksanakan KKP di Hubdam XIV Hasanuddin Program Kampus Berdampak

Sidebar

Lensapublik.id

© 2025 www.lensapublik.id – Seluruh hak cipta dilindungi undang-undang.

Navigate Site

  • Hubungi Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Ekbis

© 2025 www.lensapublik.id – Seluruh hak cipta dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In