Maros – Dalam upaya menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, Kepala Desa Moncongloe, Muhammad Iqbal, bersama Babinsa Sertu Muh. Yusuf dan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar melaksanakan kerja bakti di sepanjang jalan poros Moncongloe BTP, Dusun Panaikang, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros, pada Sabtu (19/7/2025).
Kegiatan yang dilakukan secara gotong royong ini meliputi pembersihan saluran drainase dan pengangkutan sampah di area jalan utama desa. Aksi ini menjadi simbol kepedulian bersama terhadap kebersihan dan kenyamanan lingkungan tempat tinggal. Mari kita telaah lebih dalam mengenai pentingnya kegiatan gotong royong ini.
Pentingnya Gotong Royong dalam Membangun Kesadaran Lingkungan
Pendidikan lingkungan dan kesadaran kolektif sangat krusial untuk menciptakan ekosistem yang berkelanjutan. Kegiatan seperti kerja bakti tidak hanya berkontribusi pada kebersihan fasilitas umum, tetapi juga menggugah perhatian masyarakat terhadap isu-isu lingkungan yang lebih besar. Dengan kolaborasi antara pemerintah desa, aparat keamanan, dan masyarakat, solusi terbaik untuk tantangan lingkungan dapat ditemukan.
Data menunjukkan bahwa wilayah yang aktif dalam kegiatan sosial cenderung memiliki tingkat kebersihan yang lebih baik. Komitmen komunitas dalam menjaga lingkungan dapat mengurangi pencemaran, mencegah banjir akibat saluran tidak berfungsi, serta membangun hubungan sosial yang lebih solid di antara warga. Kesadaran ini juga bisa ditularkan secara berkelanjutan, mendorong generasi mendatang untuk mengutamakan kesehatan lingkungan.
Strategi Lebih Lanjut untuk Penjagaan Lingkungan di Desa
Kegiatan seperti ini perlu didukung dengan strategi berkelanjutan. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain: mengedukasi warga tentang pentingnya pengelolaan sampah, mengembangkan pembuangan sampah yang terpisah, serta memfasilitasi tempat pembuangan sementara yang memadai. Selain itu, keterlibatan sekolah-sekolah dalam program kebersihan bisa menjadi cara efektif untuk menanamkan kecintaan terhadap kebersihan pada anak-anak sejak usia dini.
Para mahasiswa KKN juga memberikan perspektif segar dalam aktivitas ini. Menurut satu peserta, kerja bakti adalah bentuk nyata pengabdian kepada masyarakat yang menciptakan dampak jangka panjang. “Kami merasa lebih dekat dengan warga melalui kegiatan ini. Tidak hanya membersihkan lingkungan, tapi juga mempererat hubungan sosial,” ungkapnya. Ini adalah keunggulan kerja sama yang dapat menjadi pondasi bagi kemajuan bersama.
Apresiasi terhadap kerja sama ini juga datang dari tokoh masyarakat setempat. Pak Sukri menekankan bahwa semangat gotong royong yang ditunjukkan oleh warga merupakan bukti nyata kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan. “Kegiatan seperti ini penting untuk menanamkan kepedulian terhadap lingkungan sejak dini,” ujarnya, yang juga berharap agar aktivitas ini menjadi rutinitas, bukan hanya sekadar event sesaat.
Dengan kolaborasi lintas sektor, Desa Moncongloe terus berupaya membangun kesadaran kolektif demi menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman bagi seluruh warganya. Ini adalah langkah awal yang baik dan harus diikuti dengan komitmen lanjutan dari semua elemen masyarakat. Kegiatan seperti ini benar-benar dapat mengubah pola pikir masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan, dan menciptakan kultur kebersihan yang dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
