• Hubungi Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Kamis, Agustus 14, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Lensapublik.id
  • Home
  • News
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Ekbis
  • Home
  • News
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Ekbis
No Result
View All Result
Lensapublik.id
No Result
View All Result
Home News

Warisan Leluhur Terjaga: Syukuran Tanah Adat Marga Degei Meriahkan Kaladiri II

Warisan Leluhur Terjaga: Syukuran Tanah Adat Marga Degei Meriahkan Kaladiri II

Masyarakat adat di Papua Tengah telah menunjukkan betapa pentingnya hubungan mereka dengan tanah melalui pelaksanaan acara syukuran tanah adat yang memukau. Pada Sabtu, 9 Agustus 2025, suasana di Dusun Poupouda, Kaladiri II, Distrik Wanggar, dipenuhi rasa syukur dan kehangatan keluarga, saat masyarakat Marga Degei Bersatu merayakan warisan tanah mereka.

Acara syukuran yang dipimpin oleh tokoh setempat, Zakharias Degei, menandai perayaan kepemilikan tanah adat yang tidak hanya merupakan sumber kehidupan, tetapi juga bagian dari identitas dan budaya masyarakat. Hal ini memicu pertanyaan mengenai sejauh mana tanah menjadi tempat pemeliharaan warisan budaya dan spiritual bagi masyarakat.

Pentingnya Merayakan Tanah Adat bagi Masyarakat

Syukuran ini menjadi lebih dari sekadar perayaan; ini adalah pengakuan akan hak dan identitas masyarakat atas tanah yang mereka huni sejak zaman nenek moyang. Zakharias Degei menjelaskan bahwa momen ini adalah tonggak bersejarah bagi suku Mee yang berada di berbagai wilayah Papua, seperti Paniai, Deiyai, dan Jayapura. Dari perspektif kebudayaan, upacara semacam ini melambangkan rasa syukur dan komitmen untuk menjaga warisan leluhur.

Menurut data yang ada, banyak masyarakat adat di Indonesia menghadapi ancaman terhadap hak atas tanah mereka, baik dari penggunaan lahan yang tidak bertanggung jawab maupun perubahan lingkungan. Dalam konteks ini, pelestarian budaya menjadi semakin penting. Acara ini tidak hanya tentang merayakan tanah tetapi juga tentang memperkuat komitmen untuk menjaga lingkungan dan tradisi. Seperti yang dinyatakan oleh Petrus Degei, Kepala Suku Besar Marga Degei Bersatu, syukuran tersebut menguatkan hubungan spiritual antara masyarakat dengan tanah yang mereka huni.

Menjaga Kelestarian Budaya dan Sumber Daya Alam

Acara syukuran dimulai dengan berbagai ritual yang menandakan komitmen masyarakat untuk melestarikan warisan budaya. Menase Ugedi Degei, anggota tim perumus tanah adat, menggarisbawahi pentingnya acara ini sebagai pengingat akan tanggung jawab generasi sekarang terhadap lingkungan. Prosesinya termasuk doa-doa, tarian, dan tradisi khas Papua seperti Bakar Batu, yang tidak hanya berfungsi sebagai bagian dari integrasi sosial tetapi juga sebagai cara untuk mengkulturkan makanan lokal.

Perayaan tidak meninggalkan aspek emosional bagi masyarakat. Atmosfer akrab saat mereka berkumpul untuk saling berbagi makanan hasil bumi menunjukkan bahwa kehadiran tanah tidak hanya tentang pemberian fisik tetapi juga aspek sosial yang dalam. Jeni Degeu, yang mengatur konsumsi pada acara itu, mengemukakan bahwa pembagian makanan merupakan simbol kebersamaan. Acara ini menjadi refleksi dari nilai-nilai yang mendasari masyarakat, seperti solidaritas dan saling mendukung.

Lebih jauh, Nikolaus Degei, yang merupakan tokoh intelektual lokal, memberi penekanan bahwa tanah adat bukan sekadar sumber penghidupan; ia adalah identitas spiritual yang harus dipelihara dengan baik. Pesta syukuran ini bukan hanya mencerminkan praktik sosial, tetapi juga menyiratkan pergeseran menuju kesadaran kolektif untuk menjaga lingkungan dan hak-hak masyarakat adat dengan lebih baik.

Di penghujung acara, Abiud Degei, koordinator acara, memberi sinyal bahwa upacara seperti ini bukan hanya masalah jamak, tetapi juga bagian integral dari cara hidup masyarakat Papua. Nilai-nilai yang terbangun dari syukuran ini adalah harapan bagi generasi mendatang. Melalui acara ini, masyarakat menunjukkan bahwa mereka tidak hanya hidup untuk saat ini, tetapi juga untuk masa depan yang lebih baik, di mana tradisi dan lingkungan saling mendukung.

Previous Post

DPR Soroti Risiko Payment ID dan Minta Pemerintah Perkuat Perlindungan Konsumen

Next Post

Dukung Kakao Pacitan Tembus Pasar Global, Bijih Kakao Boleh Asam tapi Hasil Jual Manis untuk Rakyat

Kategori

  • Ekbis
  • Ekonomi
  • Nasional
  • News
  • Pendidikan

Recommended

Perkuat Literasi, Dorong Media Sebagai Penggerak Ekonomi Syariah Nasional

Sekolah Islam Athirah Loloskan 19 Proposal dalam Ajang OPSI Kemendikdasmen

Pendaki Brazil Terjatuh di Rinjani, Mori Hanafi Minta Basarnas Persiapkan Peralatan Penyelamatan

Pendaki Brazil Terjatuh di Rinjani, Mori Hanafi Minta Basarnas Persiapkan Peralatan Penyelamatan

Sidebar

Lensapublik.id

© 2025 www.lensapublik.id – Seluruh hak cipta dilindungi undang-undang.

Navigate Site

  • Hubungi Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Ekbis

© 2025 www.lensapublik.id – Seluruh hak cipta dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In